Jumat, 05 Agustus 2011

Problem Wanita pada Usia Madya

Problem Wanita pada “Usia Madya”
 
Yang dinamakan  “Usia Madya” itu dimulai dari usia 35 tahun. Usia 30 tahun biasanya sudah mulai ada perubahan, hanya saja belum begitu dirasakan. Pada umumnya yang dirasakan hanya yang memiliki dampak negative saja, misalnya kulit mulai berkerut sedikit di pojok mata, yang semakin lama semakin nyata kerutannya.  Perubahan yang terjadi pada Usia Madya baik secara jasmani maupun rohani, antara lain adalah :
1.      Perubahan Jasmani
Tubuh mulai kendor dan tambah gemuk, karena kebanyakan lemak, walaupun makannya tetap tidak tambah banyak. Sebab metabolisme tubuh mulai berkurang. Kalau makannya tidak dikurangi, kelebihan dari kebutuhan tubuh, sisanya tertumtuk akhirnya menjadi lemak, sehingga tubuh lebih gemuk dan penampilan juga berubah.
2.      Penyakit
Beberapa macam penyakit yang biasa menyerang usia 40 tahun, misalnya :
a.       Darah tinggi dan tulang kropos (mudah patah). Untuk mengatasi tulang kropos dianjurkan ibu-ibu minum susu non lemak (SKIM)
b.      Diabetes Melitus (sakit gula)
c.       Rhematik, linu-linu, pinggang sakit/mudah lelah. Ini merupakan gejala umum untuk ibu-ibu usia madya.
Ini semua terjadi karena kelelahan “fisik”. Dan kelelahan “mental” untuk bapak-bapak dan ibu-ibu karier yang biasanya pada usia madya sedang meningkat kariernya. Pulang kerja sudah capai, loyo, kemudian malas diajak ngobrol, kadang-kadang berpengaruh negative dalam berhubungan suami-istri. Bapaknya loyo, ibunya adem.
Bagi ibu-ibu yang bukan wanita karier, terkadang merasa capai seharian bekerja mengurus rumah, setelah suami pulang kantor tidak mau diajak bicara atau bertukar pendapat dan pengalaman. Hal ini dapat berakibat tidak bergairah  dalam berhubungan suami-istri, kurang harmonis dan akibat  negative lainnya yang tidak kita harapkan.
3.      Monopause
Setiap orang biasanya tidak pas sama pada usia tertentu, tetapi pada umumnya  dimulai usia 44 tahun. Perubahan pada masa menopause ini kalau tidak diantisipasi sendiri oleh ibu-ibu bisa menimbulkan masalah, terutama dalam berhubungan suami-istri.
Tanda-tanda  monopause antara lain adalah sbb:
a.       mudah berkeringat
b.      terasa panas (kepanasan)
c.       sensitive (mudah tersinggung)
d.      malas melakukan hubungan suami-istri, sebab terjadi penipisan kulit dinding vagina (sakit). Padahal pada usia madya, justru bapak-bapak ini sedang getol-getolnya untuk memamerkan keperkasaannya atau kejantanannya.
Ibu-ibu harus hati-hati!, kalau bapak mengajak “beraduhai”, kemudian istri sering menolak, ibu-ibu harus ingat bahwa di luar sana banyak sekali daun muda yang segar. Sebenarnya kalau ada keluhan dalam ber”aduhai” misalnya sakit, bisa diatasi dengan pergi ke dokter kandungan. Ada salep tertentu yang mengandung hormone estrogen yang bisa mengatasi masalah tersebut.
4.      Syndrome Sangkar Kosong
Biasanya ibu-ibu pada usia madya, pas suaminya berada di puncak karier. Kerja keras, waktu untuk keluarga terbatas. Pulang kantor sudah lewat jam kerja, capai, gampang marah. Kemudian putra-putri sudah menginjak remaja dan dewasa, sehingga jarang di rumah. Senangnya pergi dolan dengan teman-temannya. Sehingga ibu-ibu di rumah merasa kesepian, merasa tidak di butuhkan lagi oleh keluarga. Hal ini dapat mengakibatkan depresi mental. Keadaan seperti inilah yang disebut dengan Syndrome Sangkar Kosong. Kalau ibu tersebut merupakan wanita karier, biasanya menjadi mudah marah, sensitive dan mudah menangis. Kalau ibu tersebut ibu rumah tangga , umumnya lalu “menarik diri” tidak mau bergaul, suami dan anak-anak tidak begitu dipedulikan. Sehingga menimbulkan jurang pemisah antara ibu dengan keluarga, lalu timbul “miss communication”
Permasalahan yang timbul pada “Usia Madya.” Ini dapat diatasi  antara lain dengan :
  1. Lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan (berserah diri atau sumeleh pada Sang Pencipta)
  2. Komunikasi yang terbuka dengan semua anggota keluarga
  3. Jujur dan tahu empan dan papan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar